Kamis, 24 Februari 2022

mimpi

Mimpiiiii adalah koentji.... untuk kita.. menakhlukan dunia...

(Malah nyanyi)

Beberapa hari lalu gue ingin sekali menulis, tapi apa daya ketulisnya di otak aja. Tentang suatu hal di masa lalu, yang tetiba teringat begitu saja. Tentang sebuah mimpi, yang kini sering terlupa, bahkan tak ingat ia pernah ada.

Mungkin saat itu sepuluh tahun yang lalu, di saat gue baru lulus kuliah. Gue dan sahabat gue pergi ke suatu pesantren. Gue lupa nginep di sana berapa lama, kayaknya lima hari.

Di sana gue berkenalan dengan beberapa santri, semuanya lebih muda dari gue sekitar tiga tahun. 

Itu adalah pesantren hapalan quran, di mana santrinya mempunyai target untuk menghapal beberapa halaman quran per hari. Dan tentu saja kerjaan gue di sana adalah...... tidur 😂.

Jadi di sana gue berkenalan dengan seorang cewek, yanh tentu saja gue sudah lupa namanya. Dia dari jawa mana, lupa juga, pokoknya jauh-jauh ke sana untuk menjadi penghapal quran. Wow bahagia sekali lahir di keluarga yang mengerti pentingnya Alquran. Gue saat itu lagi fokus untuk mencari kerja. Dan gue merasa gak ada kesempatan yang sama seperti dia. Itulah pikiran gue yang sempit. Padahal kalau mau maksa, mungkin saat itu gue bisa aja ikut beneran nyantri di sana. Hanya itu kesempatan yang ada, namun gak gue pergunakan dengan baik.

Selama lima hari di sana, gue melihat keseharian santri di sana. Sangat menarik dan seru. Menurut gue memang menghapal Al quran itu harus bareng-bareng kayak gitu, harus di tempat yang nyaman, harus fokus dengan satu tujuan.

Kadang gue pikir, kayaknya gue gak mungkin lagi untuk mencapai mimpi yang satu itu. Kemarenan gue sore-sore baca quran, dan gak bisa banyak-banyak. Terakhir gue ikut one day one juz itu kayaknya tahun kapan. Sekarang rasanya udah untung banget bisa baca 1 halaman aja. Kadang baru baca setengah halaman, bocah udah nangislah ya ribut-ribut apaan tauk.

Suatu hari gue pernah liat video di yutub tentang buibu yang menghapal quran dalam waktu tiga bulan saja. Waw amajing sekale. Tapi emang dia nyantri khusus 3 bulan aja, suami sama anak ditinggal gitu aja. Yakali gue bisa kek gitu wkwk, gue meleng dikit aje dah susah laki gue nyariin kaca matanya 🤣.

Hmm.. kapan ya kira-kira gue punya kesempatan untuk mimpi yang itu???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komen dong dong

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.