Karakter.
Helo lagi di sore menulis bersama akoeh. Kali ini gue mau ngomongin soal KARAKTER novel. Mungkin umum banget yah, kalau karakter utama di novel itu orangnya baik. Tapi banyak juga karakter yang unik di berbagai novel. Ada yang diem-diem ternyata penjahat, ada yang berkepribadian ganda dan sebagainya.
Dan karakter tokoh di novel yang gue buat, gak tahu kenapa, selalu setipe. Maksudnya, gue selalu membuat karakter yang masih dalam lingkup karakter gue pribadi. Jika dia cewek, maka dia akan pakai jilbab, agak serampangan, nyablak, yang kayak gitu. Kalau dia cowok, setidaknya orangnya kalem agak introvert.
Gue masih belum berani untuk eksplor yang lebih lagi. Takutnya kalau gue bikin karakter yang berbeda dari diri gue pribadi, takutnya ada missing link gitu loh. Jadi gue masih menulis di lingkup zona nyaman.
Sebetulnya pengin juga sih bikin karakter yang WAW gitu kan, tokohnya jablaylah, pecandu narkoba, atau pembunuh bayaran. Tapi gue nyari datanya gimana, wkwk, takut sotoy jadinya hahah.
Dalam membaca novel, gue selalu memperhatikan antara kesesuaian penulis dan karakternya. Gue akan sinis jika gender keduanya berbeda. Seperti Murakami yang membuat karakter utamanya wanita. Ya ampun, protes gue banyak banget di dalam kepala waktu ngebacanya.
Antara gimana dia membuat wanita kok pikirannya begitu, kayak gak setuju aja gue gitu. Atau bagaimana Clarissa Goenawan yang membuat karakter utamanya laki-laki. Menurut gue semacam, keknya laki gak kayak gitu banget deh. Terlalu detail isi pikirannya. Entahlah. Gue agak sotoy aja maybe, wkwk.
Tapi untuk JK.Rowling yang bikin HP, yang mana adalah seorang anak cowok, bagi gue masih masuk sih. Setidaknya pikiran anak bocah masih poloslah. Kalo tokohnya orang dewasa gitu menurut gue isi pikirannya lebih rumit dan pasti ada kecendrungan yang membuat kita sadar ada kalanya itu gak cocok seperti yang di kenyataannya.
Mungkin suatu hari nanti gue mau buat karakter yang agak aneh. Tapi entah apa hahah.
Gue tertarik dengan buku fantasi, yang lagi jarang untuk saat ini. Penerbit kondang udah jarang yang nerbitin. Terlebih, penerbit keknya udah mulai nyerah untuk cetak buku. Duh, masa gue gak bakal kebagian era buku cetak sihh. Dah kelamaan nih, keburu basi. Makanya buruan nulis novel woey.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komen dong dong
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.