Senin, 03 Juni 2024

Posting lagi

Hai kembali lagi di blog gue ini. Dan ternyata gue masih bertahan hidup. Sekarang Juni tahun 2024. 

Tahun 2022, saat itu gue suntuk berat. Merasa muak dengan segala sosial media. Gue hapus-hapusin semua, facebook, twitter, dan blog ini. Dan OMG gue menyesali ngapus facebook gue yang udah 5000 pertemanan itu ahahah!

Jadi, gue akan mulai bercerita tentang yang gue alami itu. Oke. Hmm (tarik napas).

Jadi, gue udah berniat menulis ini dari berhari-hari yang lalu tapi yeah, gue adalah penunda yang ahli.

Gue tahu isi blog gue yang sudah 600 postingan ini isinya nggak ada yang berguna. Dan mungkin begitulah gue memandang diri gue selama ini. Gue adalah manusia tidak berguna.

I don't know why my mind keep tellin me that.

Dan gue selalu bingung mengapa orang-orang bisa menjalani hidup dengan lurus-lurus saja tanpa harus banyak pikiran kayak gue.

Dorongan ingin mengakhiri hidup sudah sering mampir, apalagi setelah beranak tiga. Makin ngeri dengan isi pikiran gue sendiri, akhirnya gue putuskan mungkin gue harus konsul ke dokter jiwa.

Dan akhirnya gue jadi pasien mereka.

Akhirnya gue ditetapkan menderita ADHD. Menjadi pasien dengan pengalaman menderita ADHD, ini cerita gue.

Dan itulah jawaban atas segala keanehan pikiran yang gue alami selama ini. Mengapa gue sering kali nggak bisa konsisten dalam mengerjakan sesuatu. Sulit tepat waktu, selalu terpacu dengan deadline, si ngaret abis, si nggak punya pendirian.

Gue, mengurus diri sendiri aja seharusnya sudah sulit, untuk penderita ADHD. Makanya gue dulu pas masih jomblo, juga udah banyak galaunya,gak bisa memenej diri sendiri. Mempunyai anak 3 membuat ADHD gue makin meledak. Dunia terasa begitu sulit, mungkin tidur selamanya lebih mudah.

Gue dikasih obat untuk diminum setiap hari. Obat ini juga banyak dramanya. Sulit dicari, sering langka, kalau gak minum ini gue balik terjun ke inti bumi yg penuh pikiran buruk.

Obat ini sangat membantu. Membantu menarik gue dari pikiran-pikiran aneh tentang betapa tidak bergunanya gue. Gue dialihkan untuk ngerjain kerjaan yang harusnya gue kerjain. Nyuci, jemur, nyetrika. Hal-hal remeh yang tadinya gue sulit kerjakan. Dulu gue pikir gue hanya orang malas yang suka badmood. Ternyata emang ada yang salah di otak gue.

Kadang gue keinget lagi masa-masa itu. Masa dimana gue belom minum obat. Postingan blog gue beneran kek orang mau mati. Hari-hari gue hanya diisi dengan merenung, teringat masa lalu, liat-liat gambar di pinterest, dan nangis ga jelas. Gue otw jadi orgil.

Kadang gue mikir, kenapa ya Allah ngasih otak sakit begini ke gue. Lalu gue inget. Oh iya, di luar otak ini, semua hal berjalan lancar. Keluarga, suami, anak, gak ada masalah apa-apa. Jadi, ujian hidup gue, ada di otak gue doang. Betapa baiknya Allah ngasih ujian model kek gini. Gue yakin di luar sana banyak orang yang mau ujiannya kayal gue aja. Ya kan. Gue gak sanggup untuk jalani ujian berat kek orang-orang. Gini aja gpp ya Allah, asal yang lainnya baik-baik aja.

Banyak hal sebetulnya yang mau gue ceritain tentang gejala ADHD yang gue alami. Ada tentang impulsif buying, yang gue beli buku sampe berjuta-juta, ada juga saat gue merasa semua ide gue adalah penting (ketidakmampuan untuk memilih hal prioritas) yang membuat gue beli segala macam untuk menunjang ide-ide gue itu, belum lagi ambisi gue untuk melakukan banyak hal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya (ketidakmampuan bersabar dalam proses) yang bisa dilihat di poatingan gue yang bertema 'menghapal Al-qur'an dalam 1 bulan' atau 'menulis novel 20.000 kata dalam sehari' yeahh ambisi gila yang gak pernah terjadi. Bisa bayangin dong apa jadinya klo isi pikiran lo kayak gitu? Orang laen tertekan sama perkataan mertua, kalau gue justru tertekan sama isi pikiran gue sendiri. Kayak setiap hari adaaa aja yang dituntut sama dia. Gak kuat gue.

By the way. Gue udah berusaha berdamai dengan ADHD ini. Yaudahlah, udah bawaan lahir. Berusaha menerimanya sebagai ujian hidup gue.

And then.. berita terkininya yaitu. Gue ambil kuliah lagi. Jurusan Hukum. Yeah. Mengagetkan bukan. Apakah ini masih efek dari impulsif si ADHD? 

Entahlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komen dong dong

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.