Ketika datang dimana masa kita dipertemukan dengan pasangan jiwa, mungkin itu adalah momen yang kita tunggu-tunggu sekian lama. Namun seringkali ketika sudah hidup bersama, berbagai hal terasa tidak sempurna. Begitulah jodoh, ianya ada bukan untuk menyamai, tapi melengkapi.
Harus begini dan begitu, semacam ada standar-standar yang harus dipenuhi. Padahal dua insan dari keluarga yang berbeda, dengan standar yang berbeda, didikan yang tak sama dan lingkungan yang juga beragam. Rasanya, tak ada dua insan yang berjodoh dengan watak yang benar-benar sama. Bahkan anak kembar pun punya pikiran yang berbeda. Lalu mengapa kita ingin pasangan kita mengerti hanya dengan kedipan mata? Ini pernikahan, bukan sulap jadi-jadian.
Ada seorang curhat pada saya, tentang pasangannya. Tentang pasangannya yang begitu tidak rapi. Tentang pakaian kotor yang diletak sembarangan, piring kotor yang dibiarkan dan lainnya. Lalu ada lagi yang curhat, tentang pasangannya yang terlalu rapi dan bersih. Yang sangat suka merapikan meja, sampai-sampai teh yang baru dibuat pun ikut terbuang, kertas-kertas penting, bersih semua alias lenyap.
Saya jadi senyum sendiri. Begitu ya ternyata? Ketika kita merasa pasangan kita terlalu jorok, coba dengar keluhan orang yang punya pasangan terlalu rapi. Kalau kita merasa pasangan terlalu 'bersih', coba dengar keluhan orang yang punya pasangan sangat jorok. Mari kita tertawa bersama, dan pulang dengan rasa penuh kesyukuran.
Tak ada yang sempurna di dunia ini. Karena jodoh dipertemukan bukan untuk menjadi sempurna, tapi untuk saling menerima.
EAAAAKKKKKK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komen dong dong
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.