Gue mulai terjangkit penyakit lama gue, yaitu, kebanyakan ide. Gue mulai lagi mikirin tentang bisnis-bisnis baru. Gue mulai mencoba ini dan itu, dan perasaan gue mengatakan sepertinya enggak ada yang berjalan mulus. Gue mulai mempertanyakan apa yang salah ya? Ketika lihat orang lain jualan ini-itu kok kayaknya lancara aja dan laku keras.
Begitulah pikiran gue kembali mandeg. Gue menjadi sumbu pendek gara-gara itu. Padahal semua orang punya rezeki masing-masing. Semua pasti usaha keras. Hanya mungkin orang memilah apa yang mau mereka share. Bisa jadi mereka hanya share bagian larisnya aja, enggak tahu bahwa di belakangnya ada hal-hal lain yang enggak mau mereka ungkap. Padahal gue udah pernah juga di posisi kayak gitu, tapi kok kayak LUPA aja gitu.
Ada seorang kenalan, nggak begitu dekat, tapi setiap hari gue bisa lihat bahwa jualannya laku keras. Secara enggak langsung yang kayak gitu memicu iri dengki gue😂. Kayak, uh dia jualan laris banget, gue pengen jugaaa. Dan setelah gue coba kok enggak semudah itu pergusoohh. Gue jadi membathin, mengapaaaaa...
Lalu gue tarik apa-apa faktor yang membuat rezeki dia kelihatan lebih lancar. Pertama, anak gue tiga, ini berarti rezeki gue udah berlimpah ruah. Enggak perlu lagi gras grusu soal rezeki. Syukuri yang ini aja juga udah cukup. Alhamdulillah. Gue pun mulai melihat dari sisi lain. Bahwa kenalan gue tersebut belum punya anak, makanya mungkin rezekinya ada di jualannya, dan dia bisa asik aja pergi ke sana kemari mencari supplier. Dan kita juga nggak tahu apalah dia ada hutang atau cicilan yang harus di bayar, mungkin rezeki dia untuk menambal urusan-urusan itu.
Gue yang tadinya merasa iri, jadi merasa bersyukur. Makanya, enggak usah sering-sering lihat rumput tetangga kalau enggak kuat iman. Sekiyan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komen dong dong
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.