Mungkin ini akan jadi catatan yang tidak jelas, karena gue hanya random aja menulis yang entah apa yang akan gue tulis ini. Yang pasti gue hanya ingin mengeluarkan unek-unek gue aja. Yang mana pikiran gue terus bicara namun mulut gue gak bisa ngomong apa-apa.
Jadi, gue gak ada masalah apa-apa saat ini. Gue hanya sedang dalam posisi di mana gue kadang happy, kadang jenuh, kadang semangat, kadang letoy. Gue sedang menghadapi segala ketidakpastian dalam hari-hari ini. Di mana mungkin gue merasa tujuan gue ke depannya agak buyar, dan gue seperti kembali lagi ke masa quarter life crisis yang mana sebenernya udah lewat, tapi rasanya kira-kira seperti itu.
Lalu gue bertanya pada diri, apakah gue bahagia? Karena bahagia hanyalah sebuah fase, maka gue bisa bilang bahwa gue bahagia berkali-kali, dan sedih juga berkali-kali. Karena situasi bahagia itu tidak bisa abadi, maka gue juga harus beradaptasi dengan adanya kesedihan, kejenuhan dan lain sebagainya, yang mana hidup manusia emang kayak gitu. Apa lu mau hidup yang seneng terus? Ya enggak ada.
Standar bahagia orang menurut gue sama, yaitu cinta. Walau tadinya gue nggak percaya ini, apalagi pas nonton ending film frozen 1, ketika elsa menemukan bahwa cinta adalah jawaban segalanya, gue pikir itu konyol. Lalu sekarang gue tau bahwa memang itu jawabannya. Kita, manusia, sangat bucin kepada cinta.
Rasa dicintai dan rasa dipedulikan, membuat hidup kita berarti. Makanya banyak orang miskin ya happy aja idupnya, karena ada keluarga yang mencintainya. Sementara orang sekaya rayapun bisa gak bahagia, mungkin karena pasangannya yang gak mencintainya, keluarga yang entah kurang kasihnya. Yang mungkin lebih enak adalah kaya dan dikelilingi yang tercinta.
Memang uang juga menjadi standar kebahagiaan orang hedon. Tapi berkali-kali juga sebetulnya uang terbukti tidak membawa kebahagiaan. Bagaimana artis-artis kaya yang nikah-cerai padahal harta melimpah ruah. Bagaimana orang super kaya masih tergantung pada narkoba agar tetap ceria. Bagaimana idol berlimpah kemewahan justru mengakhiri hidup di tangan sendiri.
Kebahagiaan apa yang patut kita cari di dunia ini? Gue banyak bertanya tentang ini, tentunya hanya kepada diri sendiri. Gue berusaha mencari tahu bagaimana sebetulnya cara yang benar dalam menjalani hidup ini. Kita tahu bagaimana kita, sebagai orang islam, harus mengikuti jejak nabi. Lalu, bagaimana hidup nabi itu? Justru banyak gak enaknya, banyak dihina, banyak perangnya, banyak deritanya, dan pasti banyak stressnya. Voila, ternyata dunia ini bukan tempat untuk cari bahagia, melainkan tempat untuk cari pahala. Bahagianya nanti kalau berhasil masuk surga.
Jadi, kenapa kita mencari-cari bahagia di dunia? Bahagia yang sesaat, bahagia yang akan berubah lagi menjadi sedih dan sepi. Mari cari bahagia yang abadi, di surga sana. Tentunya dengan menjalani hari di dunia, dengan kesabaran dan keimanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komen dong dong
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.