Sabtu, 16 Juli 2022

Buku

Kembali di suatu saat ini, di mana gue enggak tahu apa yang harus gue tulis, tapi rasanya perlu untuk menulis. Apa Cuma gue yang merasa kayak gini? Rasanya kepala mau overload karena banyak hal ingin gue utarakan secara bersamaan, namun mulut gue mager, tapi tetap mau ngeluarin kata-kata, jadinya perlu nulis. Atau ini karena keseringan begini, makanya gue lebih suka nulis daripada ngomong?

Hari ini gue menyadari dua hal. Pertama, Carol S. Dweck itu ternyata perempuan, dan Milan Kundera adalah laki-laki. Yeah, buku mereka belum selesai gue baca. Tapi, mengetahui siapa penulisnya, membuat gue lebih merasa ‘dekat’, entah apa maksud gue.

Buku Mindset punya Carol D. Dweck itu udah bolak balik gue jualin di toko buku gue, semacam best seller. Dan gue sendiri belum baca. Yeah. Entah kenapa gue punya kebiasaan, untuk sesuatu yang sedang viral atau hype gitu, membuat gue kurang minat. Why? Gue pikir itu karena gue orang yang terlalu narsis dan merasa anti mainstream. Jadi, gue selalu menjauhi hal-hal umum yang disukai orang. Apaan coba. Bahkan merambah ke dunia buku atau film, kalau lagi hype, gue akan nunggu sampai basi, baru gue akan baca/nonton. Yeah. Hidup anti mainstream yang kadang bikin ribet.

Dan lalu Saat ini gue punya dua biji bukunya, cetakan baru dan lama. Gue sedang membandingkan isinya, apakah berbeda. Lalu gue menemukan bahwa penulisnya, Carol S. Dweck adalah perempuan (gue baru baca lembar pertama). Dan yeah, gue langsung merasa tertarik untuk ngebacanya, akhirnya gue ada keinginan membaca buku viral tersebut! Hanya gara-gara penulisnya ibu-ibu!

Ya, tadinya gue pikir buku berjudul Mindset penulisnya laki-laki, kayaknya nggak akan nyambung sama gue. Ya, pikiran laki dan perempuan kan beda langit ama bumi. Ya trus ngapain gue baca buku berjudul Mindset yang buatan laki-laki, pasti kagak nyambung deh ama mindset gue - ini teori gue. Apaan banget emang.

Buku Milan Kundera yang gue punya judulnya Seni Novel. Yang waktu itu gue beli ketika gue berburu buku motivasi untuk gue menulis novel. Lalu bisa ketebaklah ya, gak ada dari buku itu yang serius gue baca. Bahkan buku Dee lestari yang di balik Aromakarsa juga berakhir kejual sebelum sempat terbaca. Buku AS Laksana juga hanya lewat gitu aja. Buku Arswendo bernasib sama kayak buku Dee. Hanya buku Gola Gong yang gue sanggup baca sampai habis dan beneran ada ilmunya, di bab-bab terakhir.

Menurut gue, buku tentang ilmu menulis itu sangat subjektif ya, pengalaman setiap penulis beda-beda. Dari kebiasaan dan keseharian juga udah beda. Penulis laki-laki dan perempuan, apakah mereka menikah atau jomblo, punya anak atau enggak, itu hal-hal yang membuat isi buku tersebut jadi sangat berbeda. Dan gue memilih yang cocok untuk gue, dan bisa ditebak lagi, enggak ada!


Gue berusaha mencari buku motivasi menulis novel untuk emak beranak tiga yang nggak punya art dan sering galau dan males serta banyak maunya. Sulit sekali mencari buku yang sejenis itu bukan.

Buku Milan Kundera yang berjudul seni novel itu belum terbaca sama sekali. Bahkan gue merendahkan buku tersebut pada awalnya, hingga satu jam yang lalu, gue tahu, bahwa buku itu adalah sesuatu!

Awal gue temukan buku itu, mungkin di salah satu toko buku online. Gue inget harganya goceng. Iya, goceng. Saat itu gue pikir, yaudah gue beli ajalah ini, sekalian sama beberapa buku yang lain, tadinya gue pikir ini buku apaan ye. Milan kundera sape, gue nggak tahu. Gue pikir itu penulis wanita, orang indonesia. Mungkin gue keseringan denger nama Milen sirus kali ye, jadi Milen-Milan, gue pikir semacam nama wanita (jadi-jadian). Lalu setahun berselang, gue masih belum baca buku itu. Rasa-rasanya sempat gue lelang juga tapi nggak laku-laku. Hampir juga gue sumbangin kemaren. Tapi kenapa enggak keangkut ya, entahlah. Takdir.


Lalu, satu jam yang lalu gue melihat-lihat tokopedia. Menemukan sebuah buku Milan Kundera, berjudul Art of Novel. Gue inget-inget, kayaknya gue tau Milan Kundera. Mengikis ingatan keropos ini, gue lalu menggali di tumpukan buku obral gue. Art of Novel (Seni Novel). Iya, ini sama kayak buku yang gue punya. Namun gue kaget karena toko itu melabeli harga buku tersebut dengan harga,

Rp. 350.000 buku langka

Oh my GoD.

Segera gue amankan buku Seni Novel gue yang gue obral 19rebu itu. Ya ampun, gue belinya goceng doang padahal. Wkwk. Gue searching di google siapa itu Milan Kundera. Oh my, ternyata penulis laki-laki orang barat sono. Beberapa kali masuk nominasi nobel sastra atas novel-novelnya. Waduh. Dan lalu, gue berasa penting untuk membaca buku itu dengan segera. OKE. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komen dong dong

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.