Diam-diam kita ingat sesuatu atas memori jangka pendek yang ternyata tersimpan cukup panjang. Dan lalu terganggu dengan itu. Berusaha untuk menjauh tapi jemari terus berjalan tanpa henti. Igin tahu apa yang terjadi. Dan sampailah kepada kenyataan-kenyataan yang memilukan yang tak pernah kita duga. Ternyata jadi begini dan begitu. Rasa pensaran dan ingin tahu selengkapnya juga menjadi beban bagi malam yang tak lagi panjang. Dan lalu membunuh waktu di saat tak tepat. Menelurusi sejarah yang bergulir di masa itu. Berusaha membaca apa yang ada. Ikut terharu dengan kesedihan yang terjadi. Aku turut berduka, begitu kata hati kita. Walau hanya basa-basi layaknya biasa. Itu hanya rasa bersalah atas penasaran yang tak berkesudahan. Seakan harus ada kata pamungkas agar ia menjadi benar. Mencari tahu tanpa ijin itu bukan satu hal yang baik. Tidak sopan dan tidak manfaat. Apalagi diam-diam di malam gulita yang habis begitu saja. Begitulah masa ini, tempat mencari kebenaran yang tak sulit didapat. Akses kenyataan yang terpampang jelas di depan layar. Tak ada yang bisa ditutupi atau diingkari. Semua tahu, semua bisa akses. Baik yang membahagiakan ataupun yang menyedihkan. Rasa semua yang ada memang membingungkan. Sebingung kehidupan ini yang sedang kita jalani. Ia berjalan begitu transparan sehingga semua orang lihat dan menilai. Kita jadi gamang dalam berkeputusan. Takut pada semua ocehan dan komentar. Lalu kita terdiam tak tahu arah. Baik diam atau bergerak, tetap komentar akan mengiringi. Manusia tak akan pernah diam. Mulut manusia terus bergerak untuk berpendapat. Mungkin hanya kita yang bergerak dengan tulisan, lebih memilih berisik dalam kata. Menghujat dalam cerita. Jangan mencari apa yang tak ada, karna kepuasan hanya ada dalam angan. Semua semu tak usah kau rayu. Lenyap itu pasti, mati itu datang sendiri. Jangan ribut tentang duniawi, tetaplah pada kodrat diri. Perbaiki hati dan lindungi imaji. Jangan tersesat dalam kubangan yang sama lagi. Sebuah salah jangan dibuat berlimpah. Bosanlah pada salah hingga ingat pada Al-Haq. Kenapa harus berbelok, jika jalan lurus membawa keoastian. Kenapa harus menyerah, jika perjuangan diberikan jaminan. Apa yang kau cari? Kepuasan hanya angan yang menguliti kehidupan, sampai badan memeluk kafan.

Thanks for sharing,.
BalasHapusmata pancing, yes!
Hapus